HARIANDATA.COM – Kepala SMA Negeri 1 Botumoito, Nansy Rahman, dengan tegas membantah adanya dugaan pungutan liar (pungli) terkait penyaluran Beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) di sekolah yang dipimpinnya.
Saat dikonfirmasi, Nansy Rahman mengungkapkan bahwa dana PIP sebesar Rp1.800.000 yang diterima siswa langsung masuk ke rekening masing-masing penerima, bukan ke rekening pribadi maupun sekolah.
“Dugaan pungli itu tidak benar. Bagaimana bisa ada pungli, sementara dana PIP langsung masuk ke rekening siswa, bukan rekening saya,” kata Nansy.
Namun, Nansy mengingatkan agar para penerima beasiswa PIP tersebut menggunakan dana tersebut dengan bijak, yakni untuk pembelian perlengkapan sekolah.
“Dari dana PIP Rp1.800.000, mereka membeli pakaian Karawang, training, topi, dan das sebesar Rp500.000,” jelasnya.
Perlengkapan tersebut, kata Nansy, disiapkan oleh pihak sekolah dan kemudian dibayarkan oleh siswa penerima beasiswa PIP”Jadi itu bukan pungli, tapi mereka membeli sendiri perlengkapan Sekolah itu,” sambungnya.
Nansy Rahman juga menduga bahwa isu pungli ini muncul seiring dengan perselisihan yang terjadi antara dirinya dan Laode Rintoka, salah satu guru di sekolah tersebut.
Menurut Nansy, perselisihan tersebut bermula dari tegurannya terhadap Laode terkait pemasangan Wi-Fi ilegal di lingkungan sekolah.
“Saya sempat menegur Laode Rintoka terkait pemasangan Wi-Fi di sekolah yang ternyata ilegal. Saya sudah mengonfirmasi ke pihak Telkom, dan mereka memastikan bahwa Wi-Fi yang dipasang Laode itu ilegal,” jelas Nansy. (Supriadi/Hariandata).