HARIANDATA.COM – Sejumlah mahasiswa dan masyarakat Kabupaten Boalemo menggelar aksi unjuk rasa di depan Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Botumoito pada Jumat (17/1/2025).
Aksi tersebut digelar sebagai respons terhadap dugaan pungutan liar (pungli) terhadap beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) yang dilakukan oleh dua oknum guru berinisial HL dan DH di sekolah tersebut.
Arman Ishak, selaku Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, mengungkapkan bahwa mereka menerima laporan dari orang tua siswa penerima beasiswa PIP, yang menyatakan bahwa beasiswa anak mereka dipotong oleh dua oknum guru sebesar Rp500.000.
“Beasiswa PIP yang diterima siswa SMA 1 Botumoito senilai Rp1.800.000 dipotong sebesar Rp500.000. Dari jumlah itu, Rp100.000 katanya digunakan untuk biaya transportasi, sementara sisanya Rp400.000 untuk pembelian perlengkapan sekolah seperti tas, topi, dan pakaian sekolah,” jelas Arman kepada Hariandata.com setelah aksi, Jumat (17/1/2025).
Sebagai bentuk protes, massa aksi mendesak Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo untuk segera memberhentikan Kepala Sekolah SMA 1 Botumoito karena dianggap tidak mengawasi tindakan oknum guru yang melakukan pungli tersebut.
“Kepala sekolah tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Kami menuntut agar beliau diberhentikan karena tidak mengendalikan tindakan oknum guru yang merugikan siswa,” tegas Arman.
Selain itu, Arman juga menuntut agar Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo memecat dua oknum guru yang terlibat dalam praktek pungli tersebut.
“Kedua oknum guru tersebut harus dipecat karena mereka menjadi dalang dari pungli ini, dengan alasan pembelian perlengkapan sekolah dan biaya transportasi,” pungkas Arman. (Supriadi/Hariandata)